adab murid terhadap guru dalam kitab ihya ulumuddin
Adapunmengenai adab lahir dalam membaca Al-Qur‟an, selain didapati didalam kitab ihya ulumuddin juga banyak terdapat di kitab-kitab lain, seperti misalnya dalam kitab al itqan yang ditulis oleh Imam Jalaluddin As Suyuthi, tentang adab membaca Al-Qur‟an itu diperincinya menjadi beberapa bagian, antara lain: 1.
Berkatdidikan ayahnya tersebut, Sayyid Muhammad Alawi kecil telah mengkhatamkan Al-Qur’an di usia 7 tahun, serta hafal kitab al-Muwaththa’ karya Imam Malik di usia 15 tahun. Kemudian, melanjutkan pendidikan formalnya di Madrasah al-Falah dan Madrasah al-Shaulatiyah. Setelah belajar di Makkah, ia kemudian melanjutkan pengembaraan
Brockleman seorang penulis dari Belanda mencatat ada 3 karya Nawawi yang dapat merepresentasikan pandangan tasawufnya : yaitu Misbah al-Zulam, Qami’ al-Thugyan dan Salalim al Fudala. Di sana Nawawi banyak sekali merujuk kitab Ihya ‘Ulumuddin alGazali. Bahkan kitab ini merupakan rujukan penting bagi setiap tarekat.
Himmah Faiqotul (2017) Adab Guru dan Murid Menurut Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-Adab Fi Al-Din. Other thesis, IAIN SALATIGA. Huda, Nailul (2017) NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB QAMI’UTH THUGHYAN ‘ALA MANZHUMATI SYU’ABIL IMAN KARYA SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI (1813-1897 M / 1230-1314 H).
11Contoh Adab Murid Terhadap Guru Menurut Islam. Admin. Guru adalah orang tua pengganti ketika kamu berada disekolah. Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Dari kecil, kamu membutuhkan seorang guru untuk mendidik, membina dan memberimu bekal pengetahuan untuk dimasa depan. Sudah seharusnya, kamu patuh terhadap gurumu.
MEDIA SOSIAL YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA ]Instagram : : https://www.facebook.com/Yay
Dan tidak ada yang membantah Ihya’ Ulumiddin itu melainkan orang yang sesat lagi menyesatkan, bahkan berkata sebagian arifin; "Demi Allah, jika sekiranya Allah bangkitkan orang mati niscaya tidaklah mereka berpesan terhadap mereka yang hidup, melainkan dengan apa yang ada dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, dan di dalamnya ada manfa'at pelajar
Denganperannya yang sangat besar dalam kehidupan kita, maka guru wajib itu dihormati oleh kita. Dalam Islam pun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bersikap selaku murid terhadap gurunya. Di antaranya adalah: Menghormati dan menghargainya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
MuhammadIksan Wednesday, September 16, 2015. Muhammad Iksan. "Beliau adalah Al Habib Abdullah Al Aydrus bin Abu Bakar As-Sakran (Imam Al Aydrus Al Akbar), kepala para sadah Alawiyyin, pemilik kharisma dan keagungannya. Pembawa bendera orang-orang arif dan pemuka dari para wali di zamannya". Sambungan dari tulisan pada Bagian pertama.
Diantara adab-adab yang telah disepakati para ulama’ dalam menuntut ilmu adalah adab murid kepada gurunya. Imam Ibnu Hazm berkata: “Para ulama bersepakat, wajibnya memuliakan ahli al-Qur’an, ahli Islam dan Nabi. Demikian pula wajib memuliakan khalifah, orang yang punya keutamaan dan orang yang berilmu.” (al-Adab as-Syar’iah 1/408)
. Authors DOI Keywords Guru, Etika, Pembelajaran Abstract Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan Islam. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana etika guru dalam pembelajaran menurut kitab Ihya Ulumuddin, bagaimana etika murid dalam pembelajaran menurut kitab Ihya Ulumuddin dan bagaimana hubungan guru dan murid dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah Library Research. Temuan penelitian mengimformasikan Pertama, Al-Ghazali memaparkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu Kasih sayang, tidak mengharapkan materi, tidak berhenti menasihati murid, tidak merendahkan ilmu dan orangnya, serta bertindak sesuai dengan ilmunya. Kedua, etika murid dalam pembelajaran antara lain harus membersihkan jiwanya terlebih dahulu dari akhlak yang buruk dan sifat-sifat tercela, tidak banyak melibatkan diri dalam urusan duniawi, jangan menyombongkan ilmunya dan menentang gurunya, tidak terlibat dalam kontroversi, tidak meninggalkan suatu mata pelajaranpun dari ilmu pengetahuan yang terpuji, tidak memasuki suatu bidang dalam ilmu pengetahuan dengan serentak, tidak menceplungkan diri ke dalam sesuatu bidang ilmu pengetahuan, sebelum menyempurnakan bidang yang sebelumnya Ketiga, hubungan guru dengan murid adalah guru sebagai tempat anak belajar. PDF How to Cite Khafrawi. 2021. Etika Guru dan Murid Dalam Pembelajaran Kajian Kitab Ihya Ulumuddin . Jurnal At-Tarbiyyah Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 71, 1-26.
Baca Juga 10 Kata Kata Adab Lebih Tinggi dari Ilmu Untuk Inspirasimu "Pelajarilah ilmu dan ajarilah manusia dan rendahkanlah diri kepada guru dan berlaku lemah lembutlah kepada murid-muridmu." HR. Thabrani Hadist ini menjelaskan bahwa seorang murid harus rendah diri kepada gurunya walaupun ilmunya lebih tinggi darinya, dan menjelaskan kepada guru untuk berprilaku lemah lembut kepada siswanya. Demikian ulasan tentang adab murid terhadap guru dalam kitab Ihya Ulumuddin. Semoga dapat menjadi referensi untuk adik-adik dalam belajar. Semoga bermanfaat. Terkini
ASTUTI, ARI AJI 2011 ADAB INTERAKSI GURU DAN MURID MENURUT IMAM AL GHAZALI DALAM BUKU IHYA’ULUMIDDIN. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. BACA FULLTEXT Abstract Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang dibangun untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guru dan murid adalah dua unsur utama, yang melakukan proses interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Guru berperan sebagai pendidik yang memberikan pengajaran, pengarahan, dan pembinaan kepada para murid sebagai peserta didik. Dimana, interaksi guru dan murid akan menjadi interaksi yang baik bila berpedoman pada adab-adab yang diatur dalam Islam. Imam Al Ghazali sebagai seorang ulama yang sangat terkenal dalam khasanah pendidikan Islam, yang juga dikenal santun kepada gurunya dan sangat sayang kepada muridnya, merumuskan adab dan tugas-tugas guru dan murid yang sangat pantas dijadikan acuan oleh para guru dan murid di Sekolah. Penelitian dalam skripsi ini membahas masalah bagaimana adab interaksi guru dan murid menurut Imam Al Ghazali dalam buku Ihya’Ulumiddin, dan bertujuan untuk mengetahui pandangan Imam Al Ghazali tentang adab interaksi antara guru dan murid tersebut. Sehingga dapat memberi masukan kepada para guru dan murid bagaimana melakukan interaksi yang baik dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian pustaka library research, dengan sumber utama buku Ihya’Ulumiddin, ditambah dengan buku- buku penunjang lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisa kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Terdapat 10 tugas murid dan delapan tugas guru yang irumuskan oleh Imam Al Ghazali yaituseorang murid harus mensucikan jiwanya dari akhlaq tercela, tidak boleh sombong terhadap ilmu dan guru, harus menyedikitkan hubungan dengan kesibukan dunia dan menjauh dari keluarga dan tanah air, menghormati guru, mengetahui kedudukan ilmu, menuntut ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seorang guru harus belas kasih kepada murid, mengajari murid sesuai dengan kadar kemampuannya, mengikuti Rasulullah, tidak meninggalkan nasehat guru, dan mengamalkan ilmu yang diajarkan kepada muridnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumusan adab dan tugas-tugas guru yang dipaparkan semua sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan Islam, serta sesuai dengan konsep pemikiran para ahli pendidikan masa kini. Namun dari 10 tugas murid, ada dua rumusan yang tidak ditemukan dalam teori para ahli pendidikan masa kini. Yaitu, “Seorang murid harus menyedikitkan hubungan dengan masalah dunia, dan menjauh dari keluarga dan tanah air”.”Seorang murid yang memulai belajar hendaknya menghindarkan diri dari belajar kepada banyak guru. Konsep pemikiran Imam Al Ghazali juga sangat relevan dengan konsep pendidikan masa kini, dan sangat cocok untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah. Item Type Karya ilmiah Skripsi Additional Information RAK G000/2011-018 Uncontrolled Keywords adab interaksi guru dan murid , Imam Al Ghazali Ihya’Ulumiddin Subjects B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etcL Education > L Education General Divisions Fakultas Agama Islam > Pendidikan Agama Islam PAI Depositing User Mrs Esti Handayani Date Deposited 28 Sep 2011 0251 Last Modified 04 Nov 2011 0543 URI Actions login required View Item
Related PapersIndonesian nation is undergoing a severe trial by the increasing moral decline of the nation. Corruption , drugs , sex, fights and many other deviant behavior that everyday adorn the local and national media. Formal education institutions predicted as churning generation of people has not been fully able to carry out the mandate of the national education goals in the print generation morality. That is where boarding Miftahul Huda emerged as an alternative in efforts to reduce the destructive impact caused by the rate of change of era. The results showed that Ponpes Miftahul Huda has good concept in coaching noble character of students. Implementation of noble character education in schools is done integrally through two main points , namely teaching and habituation. Teaching students to understand the cognitive aspects as well as habituation by directly applying an understanding that has been gained in everyday activities .The aim of this research is to describe and analyze the ethics of teacher and students interaction according to perspective of Imam Al Ghazali in the book called Ihya' Ulumuddin to develop the concept of ethics in the field of education and as an effort to next generation of nation that has an ethics that fits to the purpose of education. This research used qualitative descriptive approaches and type of research used literature or library research. This research concludes that according to Imam Al Ghazali in the book called Ihya umumuddin a teacher must have an affection to the students, and imitate Rasulullah SAW in performing his teaching duties and intend to seek for Allah's pleasure. While the ethics of students interaction with the teacher according to Imam Al Ghazali the students must purify their soul from the negative morals and natures before study, so that the knowledge they will learn can be useful and embedded to their soul, and only seek for the pleasure of Allah SWT in studying. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis etika interaksi guru dan murid menurut prespektif Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin untuk mengembangkan konsep etika interaksi di bidang pendidikan dan sebagai upaya membentuk generasi penerus bangsa yang mempunyai etika sesuai dengan tujuan pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan atau library research. Adapun Teknik pengumpulan data adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, jurnal, buku, dan lain sebagainya. Data dikumpulkan dalam wujud catatan/data analisa data yang dipakai adalah analisis isi content analysis. Dalam penelitian ini memberikan kesimpulan dari hasil penelitian , setelah ditelusuri dari kitab Ihya Ulumuddin didapatkan bahwa etika interaksi guru dengan murid menurut Imam Al Ghazali seorang guru harus memiliki kasih sayang kepada murid, meniru dan meneladani sifat Rasulullah SAW dalam melaksanakan tugas mengajarnya, dan berniat untuk mencari ridha Allah Swt. Sedangkan etika interaksi murid dengan guru menurut Imam Al Ghazali seorang murid harus mensucikan jiwanya dari akhlaq dan sifat tercela sebelum menuntut ilmu, agar ilmu yang akan ia pelajari dapat bermanfaat dan tertanam dalam jiwanya; serta dalam menuntut ilmu hanya mengharap ridha Allah islam pada hakikatnya semua manusia adalah peserta didik sebab, pada hakikatnya semua manusia adalah makhluk yang seantisa berada dalam proses perkembangan menuju kesempurnaan atau suatu tingkatan yang dipandang sempurna. Di samping itu di jumpai istilah lain yang sering di gunakan dalm bahasa arab yaitu tilmidz yang berarti pelajar, bentuk jama’nya adalah talamiz, kata ini lebih merujuk kepada pelajar yang belajar dari madrasah, kata lainnya yang sering digunakan adalah thalib yang artinya pencari ilmu, pelajar, atau mahasiswa. berarti oranng yang meminta. Ada juga yang menyebutkan peserta didik sebagai anak didik yang dalam pengertian umum adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seorang atau kelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sementara dalam arti yang sempit , anak didik adalah anak pribadi yang belum dewasa yang di serahkan kepada tanggung jawab pendidik. Namun, dalam Bahasa Indonesia makna siswa, murid, pelajar, dan peserta didik merupakan sinonim semuanya bermakna anak yang sedang berguru, anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari suatu lembaga pendidikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa anak didik merupakan semua orang yang sedang belajar, baik di lembaga pendidikan formal maupun Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka library research, penelitian yang obyek utamanya adalah buku-buku atau sumber kepustakaan tentang kitab Ayyuhal Walad, karya Imam al Ghazali. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Hasil penelitian, pertama, konsep pendidikan karakter merupakan gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaa pendidikan karakter, baik terkait dengan definisi pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter dan nilai-nilai pendidikan karakter. Kedua,karakter atau akhlak menurut al-Ghazali adalah suatu kemantapan jiwa yang menghasilkan perbuatan dan pengalaman dengan mudah, tanpa harus direnungkan dan redaksi lain, al-Ghazali juga berpendapat Pendidikan karakter adalah sebuah proses pembersihan jiwa. Dari jiwa yang bersih lahir perilaku yang baik, seperti jujur, dermawan, dan sabar. Ketiga, pendidikan karakter dalam kitab Ayyuhal Walad berisi nasihat al-Ghazali kepada muridnya yang meminta nasihat khusus, secara garis besar membehas tentang masalah akhlak kepada Allah, akhlak seorang pendidik, akhlak seorang pelajar, dan akhlak dalam pergaulan. Tujuan dari pembahasan pendidikan akhlak dalam kitab ini untuk mencetak pribadi yang baik, bermoral dan lebih mengutamakan kepentingan Allah Syari’at daripada yang lainnya. Dan juga untuk mendapatkan Ridha Allah SWT. di dunia maupun di research is related to how the personal competence of Teachers and Students in the Educational Perspective Interaction of KH. Hasyim Ash'ari contained in the book Adabul Alim wa Al-muta'allim. This research is in the form of library research with content analysis used as an analysis tool. The results of the analysis of the authors that the personal competence of teachers and students in the educational interaction perspective KH. Hasyim Ash'ari is an intense and close attachment not only in the sense of being born, but also inwardly alaqah batiniyah based on religios-etich for the success of the teaching and learning process. There are several interaction patterns that can be developed to create educational interactions between teacher and student perspectives KH. Hasyim Ash'ari, among them are Tazkiyatun nafs, al-Ikhlas, at-Tarahum, at-Tawadud. ABSTRAK Penelitian ini terkait dengan bagaimana kompetensi kepibadian Guru dan Murud dalam Interaksi Edukatif Perspektif KH. Hasyim Asy'ari yang tertuang dalam kitab Adabul Alim wa Al-muta'allim. Penelitian ini berbentuk library research dengan content analysis dijadikan sebagai alat analisisnya. Hasil dari analaisis penulis bahwa kompetensi kepribadian Guru dan Murid dalam interaksi edukatif perspektif KH. Hasyim Asy'ari adalah adanya keterikatan secara intens dan erat tidak hanya dalam artian secara lahir, akan tetapi juga secara batin alaqah batiniyah yang dilandasi religios-etich untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Ada beberapa pola interaksi yang bisa dikembangkan untuk menciptakan interaksi edukatif antara guru dan murid perspektif KH. Hasyim Asy'ari, diantaranya adalah Tazkiyatun nafs, al-Ikhlas, at-Tarahum, at-Tawadud.